Senin, 14 September 2009

Langkah-langkah mengusir virus ‘mbah surip’


Virus VBS/Cryf.A. atau yang lebih di kenal dengan sebutan virus ‘Mbah Surip’ memang cukup merepotkan. Mulai dari di susupi album porno, CD/DVDRom computer juga dibuat terbuka.

Lalu bagaimana cara mengatasi virus tersebut.

1. Matikan proses virus yg sedang aktif di memori. Untuk mematikan proses virus ini gunakan tolls sebagai ganti task manager layaknya Currproses, lalu matikan proses yang mempunyai product name ‘Microsoft (r) Windows Script Hosta dengan cara:
• pilih blok proses yang mempunyai product name ‘Microsoft (r) Windows Script Hosta’
• KLik kanan diproses yang diblok
• Pilih kill selected processes

2. Blok supaya file virus tidak bisa di jalankan untuk sementara selama proses pembersihan dengan menggunakan fitur ‘Software Restriction Policiesa’. Fitur ini Cuma ada di Windows XP/2003/Vista/2008. untuk memblok file tersebut gunakan langkah2 berikut>
• klik menu start
• klik run
• di dialog blok run, ketik SECPOL.MSC lalu klik ok
• di Local Security Policy klik Software restriction Policies
• klik kanan di Software restriction Policies dan pilih create new policies
• klik kanan di Additional Rule, pilih New Hash Rule
• di kolom File Hash, klik tombol browse dan pilih file yg akan di blok. Di kolom File Information akan diisi dari file tadi secara otomatis.
• Di Security Level pilih Disallowed
• Di kolom description isi deskripsi dari nama file tadi (bebas)

3. Fix Registry dengan menjalankan file FixRegistry.exe (bisa di dapat dengan download di http://www.4shared.com/file/117095567/3ea8e8ce/_4_FixRegistry.html

4. hilangkan file induk virus yang sudah di buat. File induk virus ini bakal di sembunyikan. Kalau file induk tadi tidak bisa di tampilkan bias saja menggunakan tools pengganti Windows Explorer layaknya ‘Explorer XP’. Download di alamat http://www.explorerxp.com/explorerxpsetup.exe
Setelah software tadi di install cari dan hilangkan file ini: svchost.vbs. desktop.ini, drvconfig.drv, SHELL32, %Drive%:\Album BOKEP\Naughty America dan C:\windows

5. Munculkan file taskmgr.exe.regedt32.exe/regedit.exe/CMD.exe/logoff.exe yang disembunyikan virus, dengan cara,
• start
• run
• ketik CMD lalu ok
• di Dos Prompt pindahkan posisi kursor ke drive yang akan di periksa
• ketik perintah ATTRIB regedit.exe lalu klik tombol
• selanjutnya ketik perintah Cuma nama file yang bakal di tampilkan yaitu Taskmgr.exe, cmd.exe dan logoff.exe

6. Untuk membersihkan secara optimal dan mencegah infeksi lagi, scan dengan menggunakan antivirus yang up to date

7. Kalau computer sudah benar2 bersih dari virus, hilangkan rule blok file WSCript.exe yang di buat di langkah no 2 tadi, dengan cara
• klik start
• run
• ketik SECPOL.MSC klik ok
• di Local Security Policy dobel klik Software restriction policies
• klik additional Rule
• hilangkan Rule yang pernah di buat sebelumnya.

Rabu, 09 September 2009

Olahraga di bulan puasa


Puasa bisa saja membuat badan lemas. Tapi jangan sampai hal tersebut menghalangi niat kita untuk berolahraga. Kenyataannya orang yang berpuasa dan tetap melakukan aktifitas olahraga, mempunyai badan yang segar dan metabolisme yang lebih baik

Memang benar orang yang sedang berpuasa merasakan gejala-gejala seperti lemas, dan juga mengantuk, di sebabkan adanya perubahan waktu makan minum dan juga tidur.

Hal ini tentu saja mempunyai pengaruh terhadap aktifitas fisik seperti olahraga. Tapi jangan salah, olahraga justru malah membuat kebutuhan oksigen yang kita hirup semakin banyak sehingga badan tetap merasa segar dan tidak lemas.

Yang perlu diperhatikan adalah waktu, porsi, jenis olahraga dan banyaknya kalori di tubuh kita. Tiap orang rata-rata membutuhkan kalori antara 1800-2000 kalori, tapi tetap harus seimbang dengan aktivitasnya.

Olahraga di bulan puasa cukup yang ringan-ringan saja dengan durasi secukupnya. Lari-lari kecil, jalan cepat atau yoga selama 15-30 menit. Dan olahraga yang sebaiknya perlu di hindari adalah renang, sebab bisa saja ada air yang secara tidak sengaja tertalan, sehingga malah bisa membatalkan puasa.

Waktu untuk berolahraga sebaiknya juga diperhatikan. Minimal 1-2 jam setelah atau sebelum makan, setelah sahur atau sebelum berbuka, yang penting kuat dan tidak memaksa, terutama bagi orang yang mempunyai penyakit berat seperti jantung atau stroke.

Kalau di hitung, setelah makan sahur biasanya makanan akan diproses menjadi energi kira-kira 4 jam. Setelah itu energi digunakan untuk aktifitas selama 10 jam (jam 08.00 sampai jam 18.00). maka dari itu bijaksanalah mengatur waktu untuk berolahraga.

Olahraga di bulan puasa bukan masalah baik dan tidak baik, yang penting kalorinya cukup. Puasa itu adalah proses membersihkan badan dari racun dengan cara mengistirahatkan perut dari makanan-makanan yang kurang baik. Dan olahraga membantu proses tersebut.

Tidak salah memang kalau puasa itu disebut sebagai bulan pembersihan diri. Selain membersihkan hati dan pikiran, puasa juga membersihkan badan dari makanan yang tidak baik, dan dengan olahraga proses itu bisa lebih lancar

Nekat berbuat maksiat




Masih ada saja manusia yang nekat berbuat maksiat di bulan suci ramadhan. Buktinya petugas Polres Surabaya Selatan baru-baru ini menemukan tujuh pasangan yang berbuat asusila di beberapa hotel waktu siang. Mungkin saja karena lokalisasi dan panti pijat tutup selama bulan puasa,lalu mereka memilih hotel ungtuk membuang “hajat”.

Salah satu hotel yang di razia polisi yaitu Hotel Istana Permata di Jl. Dinoyo. Polisi mengetuk pintu kamar satu persatu. Ketika masuk di kamar 126 polisi menemukan pasangan mesum yang bernama Fa (24) dan Ct (20).

Melihat polisi yang masuk, Fa langsung menangis. “Ampun pak, saya nggak ngapa-ngapain,” katanya sambil menangis.

Tentu saja tindakan pemuda warga Jl. Ikan Gurami ini membuat kaget anggota Samapta Polres Surabaya Selatan. Petugas yang melakukan sweeping ini sampai terpingkal-pingkal melihat tingkah Fa tersebut.
“Ngapain kalian siang-siang di sini?” Tanya salah satu polisi. Fa tidak menjawab tapi malah semakin keras dia menangis. “Haduh ampunn, Pak,” teriaknya.
“Oalah mas… sampeyan ini laki-laki kok nangisan,” kata kasatsamapta Polres Surabaya Selatan AKP Rasyad yang memimpin operasi ini.

Bertolak belakang dengan Ct, teman kencan Fa. Wanita warga Jl. Belanak itu terlihat santai sambil menghisap rokok. “Aku sudah biasa kaya gini, pak,” katanya dengan enteng. Ct tidak mau menjawab pertanyaan polisi tentang hubungannya dengan Fa.

Selain Fa dan Ct, polisi juga menggaruk lima pasangan mesum lainnya. Ada yang kepergok masih memakai pakaian tapi pakaian dalamnya masih berserakan di tempat tidur. Tapi ada juga pasangan yang tergesa-gesa memakai pakaian begitu mendengar petugas dating.

“Mungkin saja mereka tahu kalau ada operasi. Makanya mereka bergegas akan lari,” kata Rasyad.

Hotel Istana Permata ini memang strategis untuk tempat esek-esek. Sebab tamu yang datang bisa langsung masuk garasi yang tertutup rolling door. Kamarnya juga ada di atas garasi tersebut.

Sebelum merazia Hotel Istana Permata, polisi juga mengadakan operasi di Hotel Bintang di Jl. Mustika, Ngagel. Di hotel bintang satu tersebut polisi cuma berhasil mengamankan satu pasangan mesum. Pasangan mesum ini bernama AL (43), warga Jl. Golf dan RI (26), warga Jl. Dukuh Pakis.

Tidak berhenti di dua hotel tersebut, polisi juga menggerebek Hotel Kenongo di Jl. Embong Kenongo. Tapi polisi tidak berhasil menemukan pasangan mesum.

Selasa, 08 September 2009

Kotoran sapi menjadi listrik

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berhasil membuat suatu reaktor Bioelektrik yang bisa membuat kotoran sapi dan kotoran-kotoran hewan lainnya sebagai biogas yang menghasilkan listrik.

"Genset pembangkit listrik yang tadinya 100 persen menggunakan solar, sekarang cukup 30 persen saja, sebab yang 70 persen di ganti biogas, sehingga irit 70 persen solar" kata peneliti Bioelektrik Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik (Telimek) LIPI Aep Saefudin MT.

Genset dual fuel atau bahan bakar ganda kapasitas 10 kwh itu menghasilkan daya listrik yang besarnya 2000 watt, di sini 1 kwh konsumsi listrik memerlukan 0,03 m3 biogas (1 kubik biogas sama dengan 0,8 liter solar/premium).

Cara membuat biogas dengan dengan reaktor bioelektrik ini yaitu dengan mencampur kotoran sapi dan air dengan perbandingan 1:1 atau 1:2, lalu di masukkan ke dalam reaktor secara anaerob selama 21-30 hari sehingga muncul pembusukan dan lalu menjadi gas metan.

60 persen biogas berupa gas metana (CH4), 38 persen karbondioksida (CO2), dan sisanya gas hidrogen sulfida (H2S).

Gas yang dihasilkan dari proses dekomposisi bahan organik secara anaerob ini lalu bisa dijadikan bahan bakar untuk genset listrik, dan ini bisa dilakukan siapa saja.

Sementara itu, Yaya Sudrajat Sumarna, Peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI mengatakan kalau biogas merupakan sumber energi alternatif yang bisa diperbaiki sebab bahan baku limbah organik sangat banyak tersedia.

Potensi pengembangan biogas di Indonesia masih cukup besar mengingat cukup banyak populasi ternak serta kotoran hewan lainnya. Untuk sapi/kerbau satu ekor bisa menghasilkan kurang lebih 2 kubik biogas tiap harinya, dan ini sudah cukup untuk kebutuhan masak dan penerangan di skala rumah tangga.

Menggunakan biogas mempunyai banyak keuntungan, di antaranya, memanfaatkan kotoran hewan yang tidak terpakai sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Selain itu juga menghasilkan kompos organik, baik itu yang berupa kompos cair maupun kompos padat dengan kualitas baik dan sangat cocok untuk pupuk organik semua tanaman.

Biogas bisa langsung dipakai seperti elpiji sehingga dalam jumlah yang banyak biogas bisa digunakan sebagai pembangkit energi listrik.

Dengan banyaknya biogas di Indonesia diharapkan akan menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan sehingga masyarakat akan menjadi sehat.

Virus Komputer Lokal Lebih Berbahaya



Virus komputer lokal buatan Indonesia yang banyak tersebar di dunia maya akhir-akhir ini di yakini lebih berbahaya di banding virus buatan luar. Dalam satu kasus, virus lokal sampai menghilangkan data file di komputer korban.

"Virus asing tidak sampai menghilangkan file penting. Produsen virus ini cuma ingin memperlihatkan kelemahan windows yang ada sekarang" kata Yudhi Kukuh, Technical Security Consultant, ESET Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang keamanan digital.

Tapi, tambah Yudhi, dari semua virus yang tersebar di dunia, virus dari Indonesia cuma menyumbang 0,1 persen. Sampai sekarang, variasi virus yang ada di dunia sangat beragam. Tapi yang saat ini lagi trend dan sangat berbahaya yaitu virus "configure". Virus ini sifatnya bisa pecah jadi banyak, sehingga sekarang variannya mencapai turunan yang ke-30 ("configure" varian AQ)

"Mayoritas yang menyerang komputer saat ini yaitu configure generic, configure varian A, dan configure varian AA" kata Yudhi.

Sementara itu Yudhi memberi contoh jenis virus lokal yang juga membahayakan data komputer diantaranya, aksika, coolface & collface MP3 player, W32/Kill AV, pendekar blank, pacaran, blue fantasy, windy-matrox. Ada juga yang namanya virus amburadul, FD Shield, Purwo C, dan Nadia Saphira.

Minggu, 06 September 2009

POTRET KEMISKINAN


IDENTIFIKASI MASALAH


Masalah penyebab kemiskinan di Desa Sukoharjo Kec. Rembang Kab. Rembang dikelompokkan ke dalam beberapa klasifikasi, antara lain :
1. Permasalahan Bidang Ekonomi
a. Masalah permodalan usaha kecil bagi warga miskin
Penyebab tingkat I : kurangnya modal usaha
Penyebab tingkat II : terbatasnya layanan permodalan yang lunak khusus warga miskin produktif (seperti bunga pinjaman rendah, non agunan, proses cepat).
b. Masalah peningkatan keterampilan usaha dan manajemen usaha
Penyebab tingkat I : kurangnya ketrampilan dan manajemen usaha
Penyebab tingkat II : belum ada kegiatan peningkatan ketrampilan manajemen usaha.
c. Masalah kurangnya pemasaran
Penyebab tingkat I : tidak tahu bagaimana peningkatan pemasaran
Penyebab tingkat II : belum adanya dukungan pemasaran dari pihak terkait.

2. Permasalahan Bidang Sosial

a. Di bidang Kesehatan :

i. Masalah Gizi : masih adanya gizi buruk pada anak balita
Penyebab tingkat I : asupan gizi kurang
Penyebab tingkat II : pemahaman/kesadaran kurang, tidak ada biaya, biaya makanan bergizi mahal,
Penyebab tingkat III : kurangnya penyuluhan, layanan posyandu kurang atau tidak ada,
ii. Masalah ibu hamil : tingkat kematian kelahiran tinggi,
Penyebab tingkat I : kurangnya gizi ibu hami, kurangnya pemeriksaan rutin kehamilan
Penyebab tingkat II : pemahaman/kesadaran kesehatan kehamilan kurang, tidak ada biaya
Penyebab tingkat III : kurangnya penyuluhan, tidak ada layanan kesehatan murah, tidak terjangkau polindes, ,
iii. Masalah penyakit menular (TBC) : masih ditemukannya penderita TBC
Penyebab tingkat I : kondisi kesehatan, kondisi lingkungan, tertular penyakit
Penyebab tingkat II : pemahaman/kesadaran tentang penyakit, tidak ada biaya berobat
Penyebab tingkat III : tidak ada layanan kesehatan murah, tidak terjangkau polindes, kurangnya penyuluhan,
iv. Penyakit menular (TBC) : masih ditemukannya penderita demam berdarah
Penyebab tingkat I : kondisi kesehatan,
kondisi lingkungan II : pemahaman/kesadaran tentang penyakit, kondisi lingkungan kumuh / kotor sehingga banyak menimbulkan sarang nyamuk DB,
Penyebab tingkat III : kurangnya penyuluhan, malas kerja bakti membersihkan lingkungan, tidak ada penyemprotan/fogging nyamuk DB secara rutin

b. Di bidang Pendidikan Masyarakat
i. Masalah pengangguran (tidak bekerja)
Penyebab tingkat I : minimnya lapangan pekerjaan, ,tidak punya modal untuk usaha, tidak punya ketrampilan
Penyebab tingkat II : tidak punya ijazah pendidikan formal memadai, tidak punya biaya untuk kursus keahlian.
Penyebab tingkat III : tidak tahu mengakses program Kejar PAKET A,BdanC; belum ada kursus keahlian yang murah bahkan bebas biaya.

c. Di bidang Pendidikan Anak Sekolah
i. Masalah anak usia sekolah : putus sekolah
Penyebab tingkat I : tidak ada biaya sekolah
Penyebab tingkat II : pendapatan orang tua kurang sedang biaya sekolah mahal

3. Permasalahan Bidang Lingkungan

a. Di bidang sarana dan prasarana umum
i. Masalah kondisi jalan Desa rusak/tidak layak
Penyebab tingkat I : warga tidak mampu membiayai perbaikan/pembangunan, biaya perbaikan/pembangunan mahal
Penyebab tingkat II : belum ada dukungan dari pendanaan pemerintah, ada dukungan pendanaan namun masih kurang, belum ada upaya swadaya masyarakat (jimpitan, kerja bakti, dsb)
ii. Masalah saluran drainage rusak/tidak layak
Penyebab tingkat I : warga tidak mampu membiayai perbaikan/pembangunan, biaya perbaikan/pembangunan mahal
Penyebab tingkat II : belum ada dukungan dari pendanaan pemerintah, ada dukungan pendanaan namun masih kurang, belum ada upaya swadaya masyarakat (jimpitan, kerja bakti, dsb)
iii. Masalah saluran irigasi rusak/tidak layak
Penyebab tingkat I : warga tidak mampu membiayai perbaikan/pembangunan, biaya perbaikan/pembangunan mahal
Penyebab tingkat II : belum ada dukungan dari pendanaan pemerintah, ada dukungan pendanaan namun masih kurang, belum ada upaya swadaya masyarakat (jimpitan, kerja bakti, dsb)
iv. Masalah jembatan Desa rusak/tidak layak
Penyebab tingkat I : warga tidak mampu membiayai perbaikan/pembangunan, biaya perbaikan/pembangunan mahal
Penyebab tingkat II : belum ada dukungan dari pendanaan pemerintah, ada dukungan pendanaan namun masih kurang, belum ada upaya swadaya masyarakat (jimpitan, kerja bakti, dsb)

b. Masalah sarana dan prasarana pemukiman/perumahan
i. Masalah pengadaan air bersih (tidak ada fasilitas air bersih yang layak, air bersih sulit didapat sedang pengadaannya mahal)
Penyebab tingkat I : warga tidak mampu membiayai perbaikan/pembangunan, biaya perbaikan/pembangunan mahal
Penyebab tingkat II : belum ada dukungan dari pendanaan pemerintah, ada dukungan pendanaan namun masih kurang, belum ada upaya swadaya masyarakat (jimpitan, kerja bakti, dsb)
ii. Masalah rumah tidak layak huni
Penyebab tingkat I : warga tidak mampu membiayai perbaikan/pembangunan, biaya perbaikan/pembangunan mahal
Penyebab tingkat II : belum ada dukungan dari pendanaan pemerintah, ada dukungan pendanaan namun masih kurang, belum ada upaya swadaya masyarakat (jimpitan, kerja bakti, dsb)
iii. Masalah penyediaan sarana MCK keluarga
Penyebab tingkat I : warga tidak mampu membiayai pembangunan, biaya pembangunan mahal, tidak ada fasilitas MCK umum
Penyebab tingkat II : belum ada dukungan dari pendanaan pemerintah, ada dukungan pendanaan namun masih kurang, belum ada upaya swadaya masyarakat (jimpitan, kerja bakti, dsb)

c. Masalah sanitasi dan kebersihan lingkungan
i. Masalah pengelolaan sampah : belum ada lokasi Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Desa yang layak, kondisi TPS belum layak, penanganan sampah rumah tangga masih seadanya, peralatan pengangkutan sampah tidak ada/rusak)
Penyebab tingkat I : warga tidak mampu membiayai perbaikan/pembangunan, biaya perbaikan/pembangunan mahal, kurangnya kesadaran dalam penanganan sampah,
Penyebab tingkat II : belum ada dukungan dari pendanaan pemerintah, ada dukungan pendanaan namun masih kurang, belum ada upaya swadaya masyarakat (jimpitan, kerja bakti, dsb), belum ada penyuluhan

d. Masalah sarana dan prasarana pendidikan
i. Masalah gedung sekolah yang rusak parah :
Penyebab tingkat I : belum ada biaya perbaikan, biaya perbaikan gedung mahal
Penyebab tingkat II : wali murid banyak yang kurang mampu, belum ada perhatian dari pihak lain seperti dinas/instansi dan kelompok peduli terkait,

e. Masalah sarana dan prasarana ekonomi Desa
i. Masalah pasar Desa yang rusak parah/ tidak tertata/ kumuh :
Penyebab tingkat I : belum ada biaya perbaikan , kalau pun ada swadaya masih kurang, biaya perbaikan mahal
Penyebab tingkat II : banyak warga miskin yang berusaha, belum ada perhatian dari pihak lain seperti dinas/instansi dan kelompok peduli terkait,

f. Masalah pelestarian lingkungan
i. Masalah erosi atau tanah longsor :
Penyebab tingkat I : belum ada biaya, kalau pun ada swadaya masih kurang, biaya perbaikan mahal
Penyebab tingkat II : belum ada perhatian dari pihak lain seperti dinas/instansi dan kelompok peduli terkait
ii. Masalah banjir :
Penyebab tingkat I : tidak lancarnya aliran air hujan karena : belum ada drainage, pembuangan sampah sembarangan, belum ada biaya, kalau pun ada swadaya masih kurang, biaya perbaikan mahal
Penyebab tingkat II : belum ada perhatian dari pihak lain seperti dinas/instansi dan kelompok peduli terkait
iii. Masalah limbah industri besar maupun industri rumah tangga :
Penyebab tingkat I : belum ada biaya pengelolaan limbah, kalau pun ada swadaya masih kurang, biaya perbaikan mahal
Penyebab tingkat II : belum ada perhatian dari pihak lain seperti dinas/instansi dan kelompok peduli terkait

Rabu, 02 September 2009

Alaming Lelembut

Wewaler

“Man..apa bener kowe arep nduwe gawe ngrabeke gendhuk Jaimah sasi ngarep kuwi, lan kabare kowe wis nemtokke dina pasarane Selasa Kliwon?” pitakone pakdhe Krama marang Paiman.
Paiman rada ngingsed lungguhe ing bangku jati gedhe ing tritisan omah. Sore iku lebar ngasar, dheweke ketamon pakdhene nalika lagi ngaso ngeluk boyoke. Krasa rada kaku lan nglanjer sakwise setengah dinanan maculi tegalan sisih kulon ngomahe.
“Nggih sire si ngoten dhe…awit nurut petungan primbone mbah Resa minggu kepengker, pasaran Selasa Kliwon niku dina sing cocok kangge ngijabe Jaimah. Kiyambake lair Setu Kliwon Neptune 9 tambah 8 onten 17, dhawah “lungguh” tegese kelungguhan drajad, mengkene saged kajen keringan. Dene si Yatimin calone niku kelairan Selasa Legi, Neptune 4 tambah 5 onten 8, dhawah petungan “donya”. Tegese bisa kuwat sugih mbandhani. Lhah yen Selasa Kliwon niku petung dina klairane calon nganten di gabung, entuk dina lan pasarane, Neptune 3 tambah 8 onten 11, dhawah “sri” tegese rejeki subur, uripe cah loro niku bakal makmur…ngoten lho dhe”.
“Ya pancen bener…yen petungane mbah Resa mesthi joss..wong nyatane dheweke iku kanggo jujugan paran pitakon warga. Ning apa ya mbahe ora ngandhani bab “wewaler” ing desa iki, tegese wewaler saka Eyang Brajamusthi, dahnyange desa Kaloran kene marang kowe ta Man?”
“Ooo…maksude wewaler sing mpun mlaku turun temurun teng Kaloran niki ta dhe. Nggih empun jelas lan gamblang, yen dinten Selasa Kliwon niku dina malati. Dinten pasaran niku, warga desa ngriki mboten entuk duwe gawe, lelungan napa malih mantu. Wewaler saking sing mbaureksa umbul sendhang pundhen niku…rak ngoten ta dhe? Niku jane mung gugon tuhon… wewaler utawi larangan niku mpun kuna, mpun mboten njamani melih. Ketinggalan ngelmu…niku jamane sepur lempung. Kula mpun nate mondhok teng pesantren ganti ping telu…penmu kaya ngoten niku malah klebu larangan agama…niku musrik. Ukumane saking Gusti Allah jian abot tenan.
“Ngene lho Man…bener kandhamu yen kabeh dina lan pasaran kuwi apik. Ning yen ana sing luwih apik saka sing paling apik, lan bisa nyingkiri dina sangar kuwi rak luwih prayoga. Contone wis akeh…kedadeyan-kedadeyan sing ora tinemu nalar, mati tanpa lara sakwise duwe gawe ing dina pasaran kasebut, kacilakan lan malah ana sing ilang ora genah alang ujure nganti saprene. Kayata kae jenate Ngatmo, Wagino padha mati ndadak. Mbah Tugiman biyen lan Ngasiran ilang tanpa kabar nganti seprene…lan durung suwe iki Ponirin anake Sutar..ndleming edan turut ndalan… Kuwi kabeh yen ora salah ya merga wani nerak pepacuh mau”.
Paiman wis kukuh tetep milih dina pasaran Selasa Kliwon. Ora nggubris pitutur pengelinge tangga lan kanca. Dheweke kepengin mbuktekake yen gugon tuhon sing aneh-aneh, bangsane pundhen pedanyangan lan liyane, ora bakal tumama ing awake. Adoh saka tanggal caking gawe, terop, kursi lan kabeh ubarampe wong duwe gawe wis diberesi. Klebu nyilih hiburane musik dangdut saka Surabaya sing terkenal. Dheweke kepengin duwe gawe mantu gedhen, suthik kalah karo kulawarga besan juragan mbako saka Parakan.
“Ndhuk Jaimah..mbok bapakmu kuwi di elingake sepisan maneh, tinimbang mengko gela tembe mburine. Kepara malah bisa gawe rekasa lan cilaka marang awake, tundhone uga kulawarga” pangandikane priyayi sepuh sing rambut, brengos lan jenggote putih memplak. Menganggo busana kejawen, marang Jaimah.
Wektu kuwi lagi ae bali saka ngukur klambi manten ing ngomahe perias manten. Dheweke kaget awit ora mangerteni sangkan parane priyayi sepuh iku, ngerti-ngerti wis njejeri lakune. Mbokmenawa kegawa wektu sing wis cedhak dina gawe, mlaku lan ngalamun ing ndalan, dhasare mlaku ijen tanpa rowang. Jaimah arep njawab lan nerangake, nanging paraga sepuh sing njejeri mau wis ora ana, ngilang tranpa lacak. Angin surup tumiyup alon rasane adhem nggreges. Jamilah mrinding awit swasana dalan kampung sing biasane rame kuwi, wektu kuwi sepi mamring. Githoke mengkorog krasa kandel. Noleh-noleh banjur enggal nggelak lakune, kepara mlayu nggendring.
Dina-dinane saya cepet maju. Awan kuwi bakal diadani siraman kanggo calon temanten putri. Panitia, perias lan panatacara wis siaga ing gawe. Dina Senin Wage kahanane langit padhang wancine wayah ketiga. Nanging nalika arep kawiwitan laksitacara pasang bleketepe lan siraman, acara pambuka urutaning pawiwahan, langite wiwit mendhung. Mendhung kandel rantak-rantak saka kulon mayungi talatah Kaloran dadi surem ngendanu. Gendhing-gendhing wiwit di puter saka pitaswara, ngiringi pranatacara mbukani acara pasang bleketepe, minangka tandha yen Paiman arep nduwe gawe mantu.
Nganti laksitacara pasang tuwuhan ora ana alangan. Lagi nalika nyampur banyu kanggo siraman, sing di jupukake campuran saka pitung sumber, antarane saka sumber umbul sendhang pundhen Brajamusthi. Bledheg jumedher ing langit peteng, gawe kagete para tamu undhangan sing ngestreni. Ing pangira udan deres bakal ngggrujug desa Kaloran kono. Gludhug lan bledheg saut-sautan, Paiman lan sesepuh-sesepuh padha ndremimil maca donga karahayon, klebu donga mindhah udan.
Siraman rampung ora ana sambikala, bakal disambung acara lamaran lan midodareni mengko sakrampunge maghrib. Rombongan penganten lanang lan besan saka Parakan wis mesanggrah ing omahe pakdhe Krama, watara pitung surup saka pamangkugati. Sesepuh putri lan tamu padha bali, rencanane mengko bengi nekani maneh acara lamaran midodareni, ngiras pantes ndelengi calon temantene lanang lan calon temanten putri sing disengker.
Ing laksitacara selan “tilik nitik” kulawarga besan, mligi sesepuh lan ibu besan niliki calon penganten putri ing saknjerone kamar sengkeran. Kabeh padha ngungun cahyane Jaimah sing anelahi. Ayu mencorong pindha widodari, gawe bombong lan senenge kulawarga besan. Klesik-klesik kabar iki tekan ing panggonane Yatimin. Dheweke rumangsa mongkog, dene pilihane bakal dadi kembang lambe warga desane.
Sakpungkure para ibu besan lan sesepuh mungkur saka kamare, Jaimah kaget nalika nyumurupi ing kasure dilungguhi paraga sing nemoni dheweke kepungkur. Ana rasa wedi nanging ditatagake, nalika paraga kuwi ngendika alus: “Ndhuk..eyang njangkung gawemu. Nanging pancen wis pesthine lelakon, yen bapakmu wis milih dalane”.
Banjur plas paraga sepuh kuwi ngilang. Arep mbengok nanging tutuk kaya kekunci, saka kaget lan wedine Jaimah semaput. Ora ana sing meruhi nganti eling dhewe, lenger-lenger mripate mbrebes mili.
Dina tempuking gawe tamune gilir gumanti, gembira kelipur hiburan campursari ndhangdhut saka grup kesuwur. Penyanyine seksi lan ayu-ayu, musike rancak ngajak irama goyang pinggul. Awan kuwi desa Kaloran regeng, kahanane terang tanpa ana mega, lan angine semilir isis. Acara temu penganten nganti purna ora ana alangan wigati. Mahanani grengseng lan bombong atine wara Kaloran. Pengira yen bakal ana gangguan saka Eyang Brajamusthi, nyatane ora mamujud.
Nyedhaki wanci “sepasaran penganten” utawa ngundhuh mantu. Umyeg warga sing ganti arep ngeterake nganten menyang Parakan. Paiman wis nyarter wolung bis ukuran telung prapat, durung kepetung minibise. Dheweke rumangsa dadi petani sukses, lan iki bakal dituduhake marang awarga kampunge besan ing kana. Mula sisan dene digawe ropyan-ropyan. Kabeh wis samekta kari budhal. Nalika Paiman arep mlebu mobil kulawarga, ndadak kaya ana sing nyandhet. Dheweke omong dewe sing ora genah karepe, kaya wong linglung. Ngomel lan mlayu mrana-mrene, gawe bingunge sing padha arep budhalan.
Jaimah, Yatimin lan mbok Jaenab ndeleng ana paraga sepuh busana kejawen kuwi ngadeg sedhakep ing prapatan, mencereng mandeng tajem marang saparipolahe Paiman. Ing mburine luwih saka paraga sepuluh gagah gedhe dhuwur, ngliga salira padha nggawa cemeti, praupane serem kaya algojo. Tumindake Paiman saya ndadi lali purwa duksina, nyopoti kabeh sandhangane lan di buwangi. Mlayu arahe paraga sepuh ing prapatan. Dicegat dening para algojo kuwi disabeti cemeti. Njerit ngadhuh kelaran mlayu ngarah menyang umbul sendhang keramat ing pojok desa.
Pengiring temanten dadi gegeran, sebageyan sing enom mlayu nututi arahe Paiman. Paiman bengok-bengok sambat kelaran. Ing pandengane para linuwih kasat mata, Paiman dipecuti supaya enggal mlebu wewangunan tembok dhuwur kaya benteng. Ing njeron betengan kuwi ana bangunan gedhe mompyor kaya kraton. Kuwi panggone Eyang Brajamusthi cikal bakal desa sing wis muksa sakandhahane. Miturut pandeleng wantah, kraton kuwi wujud wit trembesi tuwa gedhe ngrembuyung lan umbul sendhang.
Ing sacedhake sendhang, merga mlayune ketantingan Paiman tiba krungkeb kesandhung watu. Bisa dipikut lan dicekeli dening sawetara warga sing kasil nututi. Nanging Paiman mberot lan kerot, tenagane ngluwihi wong sepuluh. Sing padha nggujer klebu Yatimin ora kuwagang, padha kontal dikipatake. Paiman terus mlayu ambyur sendhang, ambles kelem. Sawetara warga enggal cucul sandhangan, nututi ambyur nggoleki ragane sing kelem. Sendhang sing ora pati jero lan amba uga bening nganti katon dasare kuwi dislulupi lan diubres pojok-pojoke. Kabeh daya upaya dicoba, klebu nyraya wong pinter utawa paranormal ing laladan kono. Nanging Paiman ora bisa ditemokake, ilang kaya diuntal bumi. Kabar sungkawa lan kacilakan iku di kabarake menyang kulawarga besan ing Parakan. Othak-athik panemune sesepuh ibu-ibu sing padha nitik manten kepungkur ditintingi. Ana dudutan yen ilange Paiman iku nyalawadi banget. Ing wektu iku uga kulawarga besan nyusuli menyang Kaloran karo ngirid paranormal kesuwur saka Kertek.
Saktekane sendhang wektu iku wis ngliwati wanci surup, remeng-remeng kahanan ing kono. Idhem kegubel swasana mistis. Sawetara sesepuh desa, klebu lurah lan pakdhe Krama, nyoba nayuh tuguran ing umbul sendhang kuwi. Ngancik tabuh sepuluh wit trembesi kuwi kaya digoyang angin lesus, gemrubug gawe miris. Ora suwe ing kono wis ngadeg merbawani paraga sepuh busana kejawen, diirid sawetara algojo nggawa cemethi.
“Hemmm…ana apa jeneng sira kabeh kumpul ing ngareping plungguhanku?”
Paranormal saka Kertek sing disebut mbah Rana kuwi mingsed lungguhe kepara maju; “Ditepungake aku Ranadidjaja..ya waleh ae..aku arep nanjihake… apa Paiman keblasuk ing papan palenggahanmu, yen pancen bener lan sliramu dhangan ing penggalih, supaya bisa kok balekake maneh ing alame”.
“Kepara nyata yen bedhes Paiman kuwi sengaja tak jupuk, merga lancang kumalungkung ngremehake aku, dheweke kudu nebus dosa dadi gedibalku. Nanging nrawang saka mata batinku, kisanak isih ana sambung perguron keturunan duk semana, aku ngabulake penjalukmu. Nanging aku ora bakal mbalekake wutuh, mung raga sing tak balekake. Pikiran lan jiwane tak tahan ing kene, nganti tekan puput pesthine. Iki minangka pepenget marang putra wayah, supaya ngajeni marang leluhure. Ora sumangkeyan nranyak dlajigan nyak-nyakan sak karepe dhewe. Aku bakal tumindak kaya kuwi yen ta isihana warga sing lancing kumawani nerak wewalerku…kepriye,sliramu sarujuk kisanak?”
Perjanjen wigati wis disarujuki, mbah Resa sesepuh Kaloran lan sesepuh desa liyane sanggup njaga budaya, utamane merti desa ing umbul Brajamusthi kuwi. Kasunyatan ora suwe ragane Paiman njedhul kemampul kaya wong turu. Wengi kuwi uga Paiman dirukti digawa bali, dipriksa teliti dening dokter saka Kranggan. Asiling papriksan Paiman kudu akeh ngaso, lan ora kena krungu bab-bab sing gawe kaget, bisa ngganggu ketenangan kiwane.
Nanging senajan wis sarwa diati-ati,jenenge urip ing bebrayan agung, mesthi akeh masalah lan dredah. Karana kaget krungu tanggane rame padudon, Paiman kambuh keganggu pikirane, wusana kumat ngenglenge. Bengak-bengok tumindak nyasar sing gawe kisruh ing lingkungane. Pertimbangane kulawarga lan warga, dheweke kudu dirawat mligi, mula banjur dikirim menyang Rumah Sakit Jiwa Kramat Magelang. Dirawat sawetara dina ing kana bisa mari, nanging yen keganggu maneh ing lingkungan ngomah banjur kumat. Wola-wali diobatake mondhok opname bisa mari, bali kumat maneh. Nganti kulawargane kesel lan pasrah. Saiki Paiman dadi ngengleng ngomyang turut dalan gedhe.

Selasa, 01 September 2009

Sing lucu

Pil-kada karo Pil-KB

Andri : Wi, apa bedane Pilkada karo Pil KB
Dewi : Ya jelas beda banget ta.pilkada kuwi pilihan Kepala Daerah, yen pil KB kuwi pil kanggo nyegah kehamilan.
Andri : durung satus persen bener. Ayo di piker tenan.
Dewi : Lha sing bener piye.. wis aku nyerah
Andri : Sing bener mengkene: Pilkada yen ora dadi mesthi gela, susah, wong wis kelangan dhuwit akeh kok ora dadi. Nanging yen pil KB, ora dadi rak malah seneng to, berarti gak hamil
Dewi : wah, pinter jebul kowe..



Rumah Sakit

Andri : Wi, apa bedane sekolahan karo Rumah Sakit
Dewi : Lha yo beda banget ta. Sekolahan kanggo sinau golek kepinteran, dene yen Rumah Sakit kanggo berobat wong sing lara.
Andri : Durung bener satus persen.
Dewi : Lha sing bener piye
Andri : Sing bener: nek sekolahan, sing lara kudu bali. Nanging yen Rumah Sakit, sing waras sing bali. Yo pora
Dewi : woo.. jebule mung ngono jawabane




Mati

Andri : Wi, aku arep takon
Dewi : Arep takon apa
Andri : E kowe wis tau weruh wong mati
Dewi : Yo jelas wis ah. Mosok ngono ae gak reti
Andri : Yen wis weruh, aku arep takon: sing digegem wong mati
Dewi : Jelas kapas ta sing agama Islam. Dene yen dudu Islam katon biasa ae ayake.
Andri : Ya jelas salah
Dewi : Lha terus..
Andri : Rungokno yo.. sing digegem wong wong mati… yo jelas nyamuk, kupu, jangkrik lan liyo-liyone. Dudu sing mati wonge
Dewi : Oalah…



Molah-malih

Andri : iki lho aku duwe sada, dawane mung sak kilan, nanging iki sada ajaib. Kowe kudu ngati-ati olehmu nebak. Pucuk delengen.. Rak dadi jeneng kutha ing Sulawesi.. Coba kutha ngendi...
Dewi : A h genah mokal, tak ngetne ya panggah ngono kok
Andri : Saiki rungokno, Pucuk delengen.. Apa basa Indonesiane? Ujung Pandang. Iya apa iya
Dewi : weh iyo.. yo wis saiki gantian. Sadamu tak tugel.. ee kok dadi asmane raja pertama ing Jawa sing ngrasuk Islam, raja sapa kuwi
Andri : Wis, wis, aku kalah.. sapa asmane raja kuwi
Dewi : Raden Patah... Tugel ki rak patah ta..
Andri : Hehe.. iyo...


Basa Mandarin

Andri : Tak takon yo.. basa mandarine mangan apa
Dewi : Che Tau
Andri : Lha yen lungguh
Dewi : Cao chi
Andri : Yen jagongan
Dewi : Lung Gwan Swe
Andri : yen nangis
Dewi : Hua hua hua
Andri : ???

Mledhingi Raja Harun Al Rasyid

Sawijining sore nalika Abu Nawas menyang warung kopi,kanca-kancane wis ana ing kono. Kanca-kanca kuwi pancen sengaja ngenteni tekane Abu Nawas.
“Lha kae Abu Nawas teka” ujare salah sijine pawongan ing warung mau.
“Ana apa?” takone Abu Nawas sinambipesen kopi panas.
“Hei Abu, kita kabeh iki ngerti yen kowe tansah bisa uwal saka jebakan-jebakan kang dirancang Baginda Raja Harun Al Rasyid. Nanging kita yakin,saikine kowe mesthi diukum yen kowe nganti wani nindakake” kanca-kancane Abu Nawas mbukak obrolan.
“Apa sing tak wedeni. Ora ana siji wae sing perlu diwedeni kejaba marang Allah SWT” ujare Abu Nawas tenang.
“Sasuwene iki durung ana ta siji wae menungsa ing tlatah iki kang wani mledhingi Baginda Raja Harun Al Rasyid. Rak iya ta Abu Nawas?” Takone kanca-kancane Abu Nawas.
“Mesthi wae, merga saliyane ora duwe sopan santun, iku uga klebu pangina marang raja, ukumane woo… bisa ditigas gulune!” kandhane Abu Nawas nuturi.
“Ya iku kang pengin kita mangerteni saka awakmu Abu. Apa kowe wani nindakake?”
Abu Nawas rada kaget sejatine, nanging dheweke bisa nata sikape, mula tetep digawe tenang.
“Wis tak kandhakake wit mau yen aku mung wedi marang Allah wae. Saiki apa totohane yen aku gelem nindakake?” Abu Nawas genti takon.
“Satus benggol dhuwit emas. Nanging saliyane iku Raja Harun Al Rasyid kudu bisa gumujeng nalika bok pledhingi lho!” welinge kanca-kancane mau. Abu Nawas mulih sawise ngiyani totohane kancane mau.
Kanca-kancane Abu Nawas ora yakin Abu Nawas bisa ndadekake Baginda Raja gumujeng apamaneh nalika di pledhingi. Sajake dina mengko Abu Nawas kudu temen-temen siap ngadhepi algojo sing senengane nugel gulune wong iku.
Minggu ngarep Baginda Raja Harun Al Rasyid bakal nganakake pasamuwan agung. Para menteri, pegawe istana lan wong-wong cedhak Baginda padha diundang, klebu Abu Nawas. Abu Nawas ngrasakake dina-dinane lumaku kanthi cepet merga dheweke kudu nemokake akal amrih ora ketemu pedhange algojo. Nanging suwalike kanca-kancane Abu Nawas padha ngrasakake dina lumaku suwe banget,kabeh wis padha ora sranta pengin ndeleng Abu Nawas ditigas gulune.
Kabeh keperluan ing pekarangan istana wis disiapake. Baginda Raja pancen ngersakake pasamuwan iki gedhen banget merga uga di rawuhi raja-raja saka negara sahabat.
Lan nalika dinane wis teka, kabeh tamu wis padha rawuh, kejaba Abu Nawas. Kanca-kancane Abu Nawas padha gela Abu Nawas ora teka. Malah akeh sing padha ngarani yen Abu Nawas pranyata licik, ora wani mbuktekake kandhane. Nanging pranyata kanca-kancane mau keliru. Abu Nawas dudu kok ora wani teka, nanging tekane telat saengga lungguhe ing mburi dewe.
Sarampunge Baginda Raja Harun Al Rasyid paring pidhato pangayubagya marang tamune, panjenengane pirsa Abu Nawas lungguh ijenan ing panggonan kang ora ana karpete. Merga tumangsa ngungun Baginda mundhut pirsa, “Geneya kowe ora lungguh ing karpet Abu Nawas?”
“Paduka ingkang minulya, kawula aturaken panuwun atas kawigatosan paduka. Kawula sampun rumaos cekap lenggah wonten mriki,” ujare Abu Nawas.
“Hei Abu, majua lan lungguha ing dhuwur karpet, mengko klambimu kotor merga lungguh ing lemah,’ Baginda Raja paring dhawuh.
“Pangapunten Gusti, sejatosipun kawula menika sampun lenggah ing sanginggilipun karpet.”
Raja Harun Al Rasyid malah bingung marang ature Abu Nawas. Merga Sang Baginda pirasa dhewe Abu Nawas lungguh ing palemahan. “karpet sing endi sing mbok karepake Abu?” pandangune Baginda isih bingung.
“Karpet kawula piyambak Gusti. Samenika kawula tansah mbeta karpet dhateng pundi kemawon kawula kesah.” Ature Abu Nawas kaya-kaya ndhelikake misteri.
“Nanging wiwit mau aku durung weruh karpet sing bok gawa” dhawuhe Baginda Raja tambah bingung.
“Nyuwun pangapunten saderengipun Gusti, menawi panjenengan ngersakaken pirsa kanthi renaning penggalih kawula badhe ngaturi pirsa” ature Abu Nawas sinambi ngangseg maju mengarep. Sawise cukup cedhak klawan Raja HArun AL Rasyid, Abu Nawas banjur mlorotake kathoke lan njengking ngungkuri Raja Harun Al Rasyid saperlu nuduhake suwekan karpet kang di templek-templekake ing bokonge. Kanthi mengkono Abu Nawas katon kaya-kaya mledhingi Baginda Raja Harun Al Rasyid.
Dipledhingi kaya ngono Raja Harun Al Rasyid ora duka, nanging malah gumujeng nalika pirsa ana suwekan karpet padha nemplek ing bokonge Abu Nawas. Baginda Raja ora bisa mbendung gujenge engga dadi kepingkel-pingkel. Semono uga para undangan liyane padha melu ngguyu kemekelen.
Lan meruhi kedadeyan kang ngguyokake kaya mengkon kuwi, kanca-kancane Abu Nawas mung bisa ndomblong. Jroning ati padha ngalembana marang kepinterane Abu Nawas. Mula kanthi suka lila kanca-kancane iki wusana masrahake satus benggol dhuwit marang Abu Nawas.

Menungsa Ngendhog

Wis mataun-taun Baginda Raja Harun Al Rasyid pengin bisa ngalahake Abu Nawas. Nanging jebakan-jebakan kang sasuwene iki ditindakake kabeh bisa di atasi kanthi cara-cara kang jitu dening Abu Nawas. Senajan mangkono Baginda Raja ora nglokro.
Sawijining sore nalika Baginda Raja klawan para menterine padha siram ing padusan banyu anget. “Aku duwe akal ngalahake Abu Nawas” dhawuhe Sang Prabu marang para pendhereke.
“Kados pundi Paduka ingkang minulya? Takone salah siji menterine.
“Kowe kabeh ora perlu ngerti dhisik. Aku mung pengin kowe kabeh sesuk sore padha teka mrene maneh. Nanging kudu luwih gasik saka Abu Nawas, merga aku pancen arep ngundang dheweke adus bareng-bareng ing kene” dhawuhe Baginda Raja akeh-akeh.
Baginda Raja pancen sengaja ora ndhawuhake jebakan apa kang bakal di gelar sesuk.
Sesuke Baginda Raja lan para mentri wis padha rawuh gasik. Baginda ngasta endhog pitik cacah sangalas. Wolulas diparingake menteri-menteri dene panjenengane ngasta siji. Banjur Baginda paring pengarahan bab apa kang kudu ditindakake kanggo njebak Abu Nawas.
Nalika Abu Nawas teka, Baginda Raja klawan para menteri mau wis padha kungkum ing kolam. Abu Nawas nyopot panganggone lan langsung melu kungkum. Abu Nawas rada was-was gek cangkriman apa maneh kang bakal di adhepi.
“Hei Abu Nawas, aku ngundang kowe adus bebarengan iki pengin ngajak kowe melu jroning dolananku” ngendikane Sang Baginda Raja.
“Dolanan ingkang kados pundi Paduka ingkang minulya?” takone Abu Nawas durung ngerti.
“Kowe pisan-pisan kudu bisa nindakake bab-bab kang bias ditindakake dening kewan. Nanging minangka menungsa kita mesthi bisa kanthi cara kita dhewe-dhewe” dhawuhe Sang Baginda sinambi mesem.
“Kawula dereng dhong kaliyan menapa ingkang panjenengan kersakaken Gusti” ujare Abu Nawas karo rada kewedhen.
“Jelase, kita kabeh kang padha kungkum ing kene iki kudu bisa ngendhog kayadene pitik. Dene kang ora bias ngendhog mula dheweke kudu gelem nampa pidana!” jlentrehe Sang Baginda.
Abu Nawas ora bisa ngomong apa-apa. Praene katon aclum. Dheweke uga saya yakin yen ora bakal bias lolos saka jebakane Raja Harun Al Rasyid iki kanthi gampang.
Pirsa praene Abu Nawas kang susah, Sang Baginda Raja malah saya seneng. “Wis saiki ayo diwiwiti. Kita nyilem banjur munggah maneh kanthi nuduhake ndhoge dhewe-dhewe” perintahe Baginda Raja.
Baginda Raja lan para menteri banjur wiwit padha nyilem, lan bareng padha munggah siji mbaka siji padha nuduhake endhog pitike dhewe-dhewe. Semono ugo Abu Nawas uga melu nyilem ing jero banyu., nanging dheweke ora ngerti kudu tumindak apa merga ora ngerti yen kudu bisa ngendhog kaya pitik.
Nanging Abu Nawas dadi ngerti yen Baginda Raja lan para mentri wis padha sedhiya endhog dhewe-dhewe sadurunge. Merga durung tau ana critane ing jagad iki menungsa bias ngendhog. Merga dhadhane wiwit krasa seseg nyilem terus ng jero banyu wusanane Abu Nawas cepet-cepet muncul.
Baginda Raja langsung nyedhaki Abu Nawas lan nyuwun pirsa; “Lha endi endhogmu?”
Nanging Abu Nawas katon tenang, kepara dheweke malah tumindak nganeh-anehi, yakuwi kluruk-kluruk kaya pitik jago saengga Baginda lan para menteri dadi eram.
“Pangapunten Gusti Harun Al Rasyid. Kawula mboten saged nigan kados panjenengan menapa dene para menteri” ature Abu Nawas sambi mbungkuk urmat.
“Yen ngono kowe kudu diukum sing abot,” dhawuhe Baginda seneng.
“Nanging mangke rumiyin Gusti,” ujare Abu NAwas nyelani atur.
“Apa maneh Abu?” Sang Baginda ora sabar
“Gusti Harun Al Rasyid ingkang minulya, sejatosipun menawi kawula badhe nigan, mesthi kawula saged, nanging sasampunipun nyilem kala wau kawula malah rumaos dados ayam jago mila kawula mboten nigan. Namung ayam babon kemawon ingkang nigan. Kuk kuru yuuuuk…!” ujare Abu Nawas nyuwara kaya kluruke pitik jago.
Baginda Harun Al Rasyid ora bisa ngendikan apa-apa. Pasuryane lan uga rupane para menteri malah dadi pucet kecipuhan. Iki ora liyo mergo padha di anggep pitik babon dening Abu Nawas.

Gunung Tidar.. Pakuning Tanah Jawa

Julukan paku utawa pusate tanah Jawa, mbokmenawa ora ana sing unik lan narik kawigaten sing nyritakake Gunung Tidar. Senajan mung di anggep sawenehing gumuk, nanging kanthi cara mithologis, gunung iki prayata nduweni peranan penting kanggo tanah jawa. Manggon ing tengah-tengahing kutha Magelang, Jawa Tengah, gunung Tidar tetela mujudake taman kota raseksa kang kaconggah gawe reseping kutha Magelang sing adhem kaya dene kutha Malang, Jawa Timur.
Ujaring kandha sadurunge ana gunung Tidar kahanane tanaj Jawa isih di oncat-ancitake samodra gung kang nggegirisi. Nuju sawijining dina tanpa kinaweruhan sangkan paraning dumadi, dumadakan ana keris kang mancep ing satengah-tengahing gunung Tidar mau. Bebarengan karo tumanceping keris padha sanalika tanah Jawa dadi ayem tentrem nir ing sambikala. Nanging ora antara suwe jumedhul sawenehing pawongan sing sekti mandraguna. Pawongan mau nuli nyoba njabut keris kasebut. Satemah tanah Jawa bali gonjang ganjing. Dahuru lan ontran-ontran dumadi ing sadhengah papan. Sebutan "Pakuning Tanah Jawa" nduweni teges kuwawa agawe karahayoning tanah Jawa.
Nanging ing sanjabaning perkara kuwi, ana keyakinan lita sing ngenani anane paraga Kyai Lurah Semar lan Sabdapalon. Kekarone mujudake pendhereke Prabu Brawijaya, nalendra Majapahit. Ana maneh pendhereke liyone yaiku Nayagenggong sing di sebut-sebut minangka Togog Tejamantri. Kabeh mau di jlentrehake dening Paiman (83), juru kunci Gunung Tidar. Manut kaki-kaki sing akrab di undang Eyang Seta mau, satekane saka Negara Cempa, ing sawenehing papan sing saiki madeg Gunung Tidar, sabdapalon matur marang ratu junjungan menawa dheweke ora arep ndherekake tindake Sang Prabu maneh.
"Kula kinten sekap semanten anggen kawula nyuwita, kanjeng ratu. Mbenjang kemawon menawi sampun dhawah titi wancinipun Bratayuda dumados, kawula badhe mbudidaya pepanggihan malih kaliyan sinuwun ingkang kinurmatan," ujare Sabdapalon miturut Eyang Seta.
Nanging bab tembung "perang Bratayuda" mau isih durung gamblang apa sing sing dadi maknane lan kepriye mungguh kabul kawusanane. Bisa uga perang Bratayuda sing di karepake Sabdapalon mau ana gandheng cenenge karo perkara politik.
"Kekisruhan ing donyaning politik wiwit jaman karajaan biyen engga saiki wis ana tandha-tandha sadurunge," jlentrehe Eyang Seta.
Kepara juru andum kabagyan aran Ratu Adil wis di sebut-sebut ing perlambang mau. Ngepasi tenggal 1 Sura, kayadene adat sing wis, saperangan tokoh paranormal sing padha ngumpul perlu tetirah ing Gunung Tidar ngaku oleh wisik saka Eyang Semar. Wisik mau nyebutake anane spekulasi ngenani Ratu Adil kang dadi pocapan rame.
Muga-muga Ratu Adil mau mahanani tata tentreming negara sing kita tresnani iki. Temahan negara kita iki dadi negara kang kuncara, tata tentrem gemah ripah loh jinawe. Nanging emane durung ana tandha-tandha sapa priyagung utawa tokoh sing di sebut Ratu Adil mau.
Kita kabeh bisane mung bisa nenuwun marang ngarsane Gusti Kang Maha Mirah muga-muga Ratu Adil sing tansah kita antu-antu mau bakal dai kasunyatan.