Jumat, 28 Mei 2010

Berani Ambil Resiko Sejak Bayi

Siapa bilang bayi tidak berani mengambil resiko? Angka hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 60% bayi memiliki pembawaan berani mengambil resiko (adventure), sedangkan 40% sisanya lebih hati-hati. Selain itu, dalam pengamatan sehari-hari pun akan terlihat dengan mudah. Mereka yang tengah belajar merambat, contohnya, akan coba-coba naik ke atas tempat tidur, padahal belum tentu bisa dan resikonya akan terjatuh. Toh semangat untuk mengambil resiko jatuh tak menyurutkan langkahmereka. Begitu juga saat mereka belajar merangkak ke bawah tempat tidur, membalik-balikkan selimut, memanjat-manjat, dan sebagainya. Pada prinsipnya, manusia dibekali insting untuk bertahan hidup. Salah satunya yang dengan menjelajah. Dengan menjelajah manusia lebih mengenal lingkungan sekitarnya, sehingga lebih siap menghadapi berbagi kemungkinan. Keinginan manusia mengenal lingkungan ini tidak terkait dengan usia. Umumnya manusia sudah menunjukkan keinginan untuk menjelajah sejak bayi. Ulah menjelajah ini meski bersifat konstruktif, sekaligus mengandung resiko. Bukankah saat menjelajah anak sangat berpeluang terantuk saat merangkak ke kolong tempat tidur ataupun terpeleset saat memanjat?
Yang pasti mengenalkan resiko bertujuan menstimulasi pertumbuhan dan perkembangannya, di samping membuat anak lebih siap untuk melindungi dirinya sendiri. Sebaliknya dampak tidak memperkenalkan resiko pada anak bisa mengundang bahaya karena anak jadi tidak belajar melindungi diri sendiri. Melihat teman-teman seumurnya mampu melakukan banyak hal, sementara ia tidak, tentu berpotensi memunculkan rasa rendah diri.

(Dunia Bayi)

0 komentar:

Posting Komentar