Rabu, 19 Mei 2010

Mengapa ASI Terasa Kurang dan Bagaimana Solusinya

Sebelum usia 4 bulan, ada ibu yang merasa ASI-nya keluar sedikit, sementara bayinya tak henti-hentinya minta menyusu. hal ini disebabkan bayi memang lebih sering lapar dan minta menyusu. Di usia 2-3 bulan, misalnya, bayi sedang mengalami percepatan pertumbuhan, sehingga ia sering ingin menyusu, sampai ibu terkadang tidak bisa melakukan kegiatan dan aktifitas apapun. Di saat itulah, ibu sering frustasi dan merasa ASI-nya kurang.
Sebetulnya yang terjadi adalah kurangnya rasa percaya diri ibu. Jika ibu merasa ASI-nya kurang, maka ASI akan benar-benar kurang. Sebaliknya kalau ibu merasa ASI-nya cukup, maka ASI akan cukup. Jadi sebetulnya yang harus dijaga dan dikuatkan adalah tekad ibu dalam memberikan ASI eksklusif.
Produksi ASI yang berkurang bisa disebabkan berbagai faktor, misalnya frekuensi menyusui yang kurang atau tidak rutin, sehingga bayi tidak efektif menyusu. Hal ini bisa karena ibu mulai bekerja kembali dan sulit mencari waktu untuk memerah ASI saat di kantor, kecapekan, atau sedang banyak pikiran. Keadaan inilah yang sering membuat ibu bekerja gagal memberikan ASI eksklusif.
Kondisi ibu yang banyak pikiran juga dapat menghambat hormon oksitosin yang menentukan keluarnya ASI. Tanpa oksitosin, ASI dari "pabrik susu" tak bisa mengalir ke "gudang susu". Meski ASI diproduksi tetap tak bisa mengalir. Oksitosinlah yang melakukan tekanan untuk menggerakkan otot yang melingkar di dalam "pabrik susu", sehingga terjadi kontraksi dan gudang susu mampu mengalirkan ASI. Dengan kata lain, faktor psikis sangat menentukan keberhasilan ibu dalam memberikan ASI eksklusif.
Jika ibu merasa ASI-nya kurang mencukupi, lebih seringlah menyusui secara langsung (setiap ada kesempatan bersama bayi) meski hanya sebentar-sebentar. Bila memungkinkan bawalah bayi ke kantor di saat-saat menyusui. Dengan begitu produksi ASI tetap dirangsang. Tapi yang paling penting ibu harus pede bahwa ASI-nya mencukupi kebutuhan bayi. Berkaitan dengan itu, persiapkan diri sejak awal sebelum ibu masuk bekerja kembali. Kalau perlu berkonsultasilah dengan pakar ASI mengenai cara menjaga produksi ASI agar tetap lancar meski ibu bekerja.

0 komentar:

Posting Komentar